Inilah 10 Negara Paling Sengsara di Dunia, Indonesia Peringkat Berapa ya?

10 Negara Paling Sengsara di Dunia


Ekonom ternama dunia, Steve Hanke, telah mengembangkan Indeks Kesengsaraan Tahunan (HAMI) untuk mengklasifikasikan kondisi ekonomi negara-negara di dunia. Indeks ini mengukur tingkat kesulitan ekonomi berdasarkan tingkat pengangguran dan inflasi. Semakin tinggi indeks kesengsaraan, semakin buruk keadaan ekonomi suatu negara. Berdasarkan HAMI, berikut adalah daftar 10 negara paling menderita di dunia:

1. Zimbabwe 
Indeks Kesengsaraan: 414,7
Zimbabwe telah lama menjadi pusat perhatian dunia karena masalah ekonominya yang serius. Negara ini menempati peringkat teratas sebagai negara paling menderita di dunia menurut Indeks Kesengsaraan Tahunan (HAMI). Salah satu penyebab utama dari kesulitan ekonomi di Zimbabwe adalah tingkat inflasi yang tinggi. Inflasi yang melonjak membuat harga barang dan layanan menjadi tidak terjangkau bagi sebagian besar penduduk, mengakibatkan kemiskinan yang meluas dan ketidakstabilan sosial. Faktor-faktor internal dan eksternal seperti kebijakan moneter yang tidak efektif, korupsi, dan konflik politik telah memperburuk kondisi ekonomi negara ini.

2. Venezuela 
Indeks Kesengsaraan: 330,8
Venezuela adalah negara lain yang menghadapi krisis ekonomi yang parah. Tingkat inflasi yang tinggi telah menyebabkan tingginya Indeks Kesengsaraan di negara ini. Krisis politik, penurunan harga minyak (sumber pendapatan utama negara), dan kebijakan ekonomi yang tidak efektif telah berkontribusi pada situasi ekonomi yang memburuk di Venezuela. Masyarakat menghadapi masalah serius dalam memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, obat-obatan, dan barang-barang sehari-hari lainnya.

3. Suriah 
Indeks Kesengsaraan: 225,4
Suriah telah dilanda oleh konflik bersenjata yang berkepanjangan, yang telah mengakibatkan tingkat pengangguran yang tinggi. Konflik ini tidak hanya menghancurkan infrastruktur negara dan menyebabkan krisis kemanusiaan yang besar, tetapi juga telah merusak perekonomian Suriah secara signifikan. Para pengungsi dan pengungsi dalam negeri yang jumlahnya jutaan orang telah meningkatkan tekanan pada sumber daya negara dan meningkatkan tingkat kemiskinan.

4. Lebanon 
Indeks Kesengsaraan: 190,337
Lebanon juga menghadapi masalah inflasi yang cukup besar, yang merupakan penyebab utama dari tingginya indeks kesengsaraan. Krisis politik, termasuk konflik antara kelompok-kelompok politik di dalam negeri, telah memperburuk situasi ekonomi negara ini. Selain itu, bencana ekonomi yang disebabkan oleh ledakan besar di Beirut pada tahun 2020 juga telah menyebabkan kerugian besar dalam hal infrastruktur dan kehilangan nyawa.

5. Sudan 
Indeks Kesengsaraan: 176,1
Sudan mengalami tingkat inflasi yang tinggi, yang menjadi penyebab utama dari kesulitan ekonominya. Selain itu, konflik bersenjata dan ketidakstabilan politik telah berkontribusi pada kondisi ekonomi yang buruk di negara ini. Kurangnya investasi dalam sektor-sektor kunci seperti pertanian dan infrastruktur juga telah memperburuk situasi ekonomi Sudan.

6. Argentina 
Indeks Kesengsaraan: 156,192
Argentina juga menghadapi masalah inflasi yang signifikan, yang telah menyebabkan tingginya indeks kesengsaraan di negara ini. Selain itu, ketidakstabilan politik dan kebijakan ekonomi yang tidak konsisten telah memperburuk situasi ekonomi Argentina. Krisis keuangan yang sering terjadi di negara ini telah menghambat pertumbuhan ekonomi dan menyebabkan ketidakpastian bagi masyarakat.

7. Yaman 
Indeks Kesengsaraan: 116,2
Yaman juga mengalami tingkat inflasi yang tinggi, yang menjadi penyebab utama dari kesulitan ekonominya. Konflik bersenjata yang berkepanjangan antara pemerintah dan kelompok-kelompok pemberontak telah menyebabkan kerusakan infrastruktur yang luas dan menghambat pertumbuhan ekonomi negara ini. Krisis kemanusiaan yang parah di Yaman telah meningkatkan penderitaan rakyat akibat kelaparan dan penyakit.



8. Ukraina 
Indeks Kesengsaraan: 110,003
Tingkat pengangguran yang tinggi menjadi penyebab utama dari kesulitan ekonomi di Ukraina. Konflik di wilayah timur negara ini antara pemerintah dan pemberontak pro-Rusia telah menyebabkan kerusakan ekonomi yang serius dan meningkatkan tingkat pengangguran. Selain itu, korupsi yang merajalela dan ketidakstabilan politik juga telah memperburuk situasi ekonomi di Ukraina.

9. Kuba 
Indeks Kesengsaraan: 102
Kuba juga menghadapi masalah inflasi yang cukup besar, yang menyebabkan tingginya indeks kesengsaraan di negara ini. Sanksi ekonomi yang diberlakukan oleh Amerika Serikat dan kurangnya reformasi ekonomi telah menyebabkan stagnasi ekonomi dan kesulitan bagi rakyat Kuba. Kurangnya akses terhadap barang-barang impor dan pembatasan perdagangan juga telah memperburuk kondisi ekonomi negara ini.

10. Turki 
Indeks Kesengsaraan: 101,601
Turki juga mengalami masalah inflasi yang signifikan, yang telah menyebabkan kesulitan ekonomi di negara ini. Kebijakan moneter yang tidak konsisten dan konflik politik internal telah berkontribusi pada situasi ekonomi yang tidak stabil di Turki. Selain itu, penurunan nilai mata uang Turki juga telah menyebabkan meningkatnya harga barang dan layanan, yang memberatkan masyarakat.


Bagaimana Dengan Indonesia?
Indonesia, meskipun tidak masuk dalam 10 besar negara paling menderita di dunia menurut Indeks Kesengsaraan Tahunan (HAMI), tetap menghadapi tantangan ekonomi yang signifikan. Negara ini menempati peringkat 108 dengan Indeks Kesengsaraan sebesar 21,727. Meskipun angka ini tidak seburuk negara-negara yang berada di puncak daftar, namun Indonesia masih memiliki masalah serius yang perlu diatasi.

Salah satu penyebab utama dari kesulitan ekonomi di Indonesia adalah tingkat pengangguran yang masih cukup tinggi. Meskipun ekonomi Indonesia telah tumbuh dengan pesat dalam beberapa tahun terakhir, namun masih terdapat tantangan dalam menciptakan lapangan kerja yang cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus bertambah. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang tidak selaras dengan peningkatan jumlah tenaga kerja dapat mengakibatkan ketimpangan ekonomi dan ketidakstabilan sosial.

Pengangguran yang tinggi juga dapat menjadi pemicu bagi berbagai masalah sosial, seperti kemiskinan, ketidaksetaraan, dan ketegangan politik. Keterampilan yang tidak sesuai dengan permintaan pasar kerja, rendahnya investasi dalam sektor-sektor yang menciptakan lapangan kerja baru, dan kurangnya kesempatan bagi lulusan baru untuk memasuki pasar kerja merupakan beberapa faktor yang dapat menyebabkan tingginya tingkat pengangguran di Indonesia.

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah Indonesia perlu menerapkan kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Ini termasuk investasi dalam pendidikan dan pelatihan kerja untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja, memperkuat sektor-sektor ekonomi yang berpotensi menciptakan lapangan kerja, serta memperbaiki iklim investasi untuk mendorong pertumbuhan sektor swasta.

Selain itu, upaya untuk meningkatkan kesejahteraan sosial, seperti program pengentasan kemiskinan dan perlindungan sosial, juga dapat membantu mengurangi dampak negatif dari tingkat pengangguran yang tinggi. Dengan demikian, Indonesia dapat mengatasi tantangan ekonomi yang dihadapinya dan menuju pada pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Sementara itu, beberapa negara yang berada di peringkat lebih baik dalam daftar ini antara lain Swiss (peringkat 157), Kuwait (peringkat 156), Irlandia (peringkat 155), Jepang (peringkat 154), Malaysia (peringkat 153), dan Taiwan (peringkat 152).

Meskipun demikian, peringkat dalam daftar ini tidaklah statis dan dapat berubah seiring waktu, tergantung pada berbagai faktor ekonomi dan sosial yang memengaruhi kondisi suatu negara.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa Orang Zaman Purba Lebih Bahagia Dibanding Manusia Modern?

Nasehat Bijak Lao Tzu Agar Hidup Tenang dan Bahagia

Kisah 10 Miliarder Terkenal yang Awalnya Kaya Raya Hingga Jatuh Bangkrut dan Miskin